Rabu, 31 Januari 2018

Menikah dengan Lelaki suku Karo


saya dan suami : landek

Tidak pernah terbayangkan kalo saya akan menikah dengan lelaki bermarga yang beda dengan saya. Penyatuan dua suku yang sangat bertolak belakang. Saya adalah perempuan suku padang dengan kampung pariaman, dan suami suku karo dengan marga Sebayang. Kami menikah sesuai syariat Islam yaitu laki laki yang meminang perempuan. Karena kalo mengikut suku pasti bakal ribet karena dua duanya dominan (tau kan kalo di padang perempuan yang merajai sementara di suku karo laki laki yang menjadi panutan). Banyak orang mengira bahwa Karo itu adalah Batak. Padahal mereka jelas terpisah. Banyak juga orang Karo yang muslim. Karo ya karo, Batak ya batak. Dulu saya sempat berpikiran begitu juga, setelah mengenal suku karo barulah saya mengerti.

Saya jatuh cinta dengan lelaki ini. Lelaki yang dengan kebersahajaannya mampu mengikat saya yang terlalu banyak cita cita. Lelaki yang apa adanya yang mampu mengimbangi saya yang begitu ingin terus melangkah dan penuh kejutan. Lelaki yang bisa membuat saya tertawa kencang hanya dengan humor receh dan kami dengan senang hati membahas hal remeh temeh sampai berjam jam. Lelaki yang sayang sama saya biarpun tidak romantis tapi perhatian kecilnya menurut saya udah romantis.

Kami sudah berpacaran lebih dari 7 tahun dan bisa dikatakan backstreet. Karena keluarganya termasuk yang belom bisa menerima kehadiran suku lain untuk menjadi bagian mereka. Orang tuanya punya alasan tersendiri dan saya menghargai karena saya tau sang Ibu merasa siapapun belom pantas untuk berdampingan dengan anaknya. Banyak calon yang telah diajukan kepada suami saya dahulu, tapi belom ada yang sreg. Sampai kami berani untuk go public ke orang tuanya setelah 7 tahun pacaran. Alhamdulillah saya diterima di keluarganya dan mematahkan steriotip tentang orang padang yang begini begitulah.  Taun berikutnya kami pun melangsungkan acara lamaran dan beberapa bulan kemudian menikah. Banyak step step yang dilalui untuk sampai ke jenjang pernikahan. Seperti penabalan marga, Mbaba Belo Selambar yaitu acara meminang perempuan di adat Karo

Karena menikah dengan lelaki Karo maka saya harus punya marga juga supaya secara adat sudah sah. Saya punya marga Tarigan mengikut ibu mertua. Ketika melangsungkan pernikahan secara adat, saya harus belajar menari dan menyanyi untuk acara resepsi adat karo. Ini diperlukan karena nanti ketika kami Landek didepan semua orang di Jambur maka semua orang akan memberi saweran begitu istilah umumnya yang diletakkan di kotak dan nanti akan diperhitungkan malamnya didepan keluarga untuk kami nanti. Saya belajar selama seminggu untuk acara adat ini. Mulai menghapal lagu dan membawakannya sambil menari.Lagunya sendiri saya yang pilih yaitu Biring Manggis karena sesuai dengan suami saya. :D

Ternyata yang namanya resepsi adat Karo itu bener bener capek karena dari pagi-sore kita akan berdiri mendengarkan beberapa petuah dari beberapa tetua marga yang mendoakan pernikahan kita dan mereka akan memberikan hadiah buat pengantinnya. Bener bener hal baru buat saya begitupun keluarga. Kalo kata suami kegiatan pas acara adat itu semuanya sakral dan penting. Tidak boleh ada yang terlewat. Acara di Jambur itu terpisah antara bagian umum dan bagian khusus Karo nya. Makannya pun berbarengan semuanya dan panitia yang menyukseskan acara adalah bagian keluarga penting juga kalo gak salah istilahnya Kalimbubu. Beberapa istilah ini saya masih awam dan masih pengen tau lebih banyak biar nanti kedepannya gak malu maluin. Alhamdulillah yang datang ke nikahan kami banyak dan insya Allah banyak yang mendoakan. Setelah itu malamnya masih ada lagi acara yaitu perhitungan biaya secara adat secara detail yang dalam istilah nya adalah Ertatak. Ini merupakan prosesi terakhir sebelum ditutup dengan makan malam bersama.

Culture shock ini membuat saya banyak sekali belajar dan sempat gagap untuk membaur di tengah keluarga mereka. Keluarga saya termasuk keluarga yang pada umumnya, jadi begitu masuk ke keluarga karo yang masih kental budayanya bikin saya harus belajar lagi tentang sopan santun. Ini benar. Saya harus pakai sarung jika datang ke kampung suami, tidak bisa berbicara langsung kepada mertua laki laki, dan belajar menyebutkan panggilan yang benar untuk keluarga yang saya temui. Seperti bibik, kila, laki, tigan, kakak, opong, dan sebagainya. Tapi jujur sampai sekarang saya belom bisa bahasa karo. Makanan khas nya juga juara yaitu gulai arsik ikan mas. Apalagi kalau dibikinkan oleh mertua laki saya, juara enaknya.

Saya pun langganan ke kampung suami yang jaraknya dari Medan 4 jam. Desa gunung Tiga binanga. Perjalanan ke kampung bikin saya sumringah karena saya tau kami akan melewati Kaban Jahe yang mempunyai kedai kopi enak dan roti bakar syahdu yaitu Kopi IO. Apalagi dengan cuaca yang dingin yang bikin betah disitu. Nanti saya tulis di blog lebih lengkapnya soal Kedai kopi IO ini ya di bagian terpisah. Setiap pulang ke kampung suami semacam pergi ke tempat yang enak buat bersantai dan mengenal bagaimana hidup disana. Suasananya sangat pedesaan dengan rumah pannggung dan Los untuk mengadakan acara. Cuacanya sejuk dingin dengan sungai yang jernih. Benar benar melepas penat. 

Nanti saya akan buat post lagi tentang Desa gunung Tiga binanga ya.

Jumat, 26 Januari 2018

Financial 101 : Tips dan Jenis Tabungan ala Ibu

Menelisik postingan saya yang terdahulu tentang Resolusi 2018 maka akan saya jabarkan tentang bertanggung jawab dalam hal Finansial. Saya tidak punya background di bidangekonomi atau financial planning. Tapi semua penjabaran di post ini atas dasar pengalaman pribadi ya. Sumber pembelajaran saya juga diambil dan diamalkan melalui artikel finansial di internet. Saya biasanya baca artikel di Qmfinancial.com. 

Pernah saya baca di suatu media sosial quotenya seperti ini:

 " Cukup untuk hidup, nggak akan pernah cukup untuk gaya hidup". 

Bener sekali dan kalimat ini bikin saya tertohok berkali kali. Nggak munafik ya kalo ngeliat instagram dan liat postingan temen temen di kepala saya "Duhhh enak banget si X jalan jalan kesini, Wah si Y lagi makan disini nih mupeng juga" pikiran pikiran itu pastilah terlintas di pikiran saya, padahal kan ya rezeki orang beda beda dan kemampuan baik mendapatkan uang maupun pengeluarannya juga beda. Padahal mungkin si X tadi liburan setelah nabung berbulan bulan ya kan. atau si Y yang makan di restorang mewah sebagai reward untuk dirinya karena udah berhasil dengan project tertentu. Intinya sih bersyukur dengan apa yang kita punya.

Setelah mantengin artikel financial dan ikut seminar saya bisa ngambil satu kesimpulan: HARUS TAU DULU DETAIL PENGELUARAN RUTIN  BULANAN. Tidak bisa berpatok hanya satu bulan saja untuk alat ukurnya, minimal 2 bulan untuk tau gimana sih pengeluaran kita. Karena kan yang namanya pengeluaran itu fluktuatif. Kadang bisa hemat banget , kadang harus mengeluarkan lebih kayak anak sakit atau betulin mobil. 

Untuk saya pibadi alokasi dana itu dibagi sesuai post nya : PENGELUARAN RUTIN, DANA DARURAT, INVESTASI, DANA PENDIDIKAN, ZAKAT, DAN DANA HURA HURA. Ini penting sama saya karena dengan dibagi sesuai post nya maka uang itu ada bentuk fisiknya dan lebih terorganisir. Mari saya jelaskan lebih terperinci ya:

1. Pengeluaran Rutin

Berhubung saya adalah ibu beranak dua yang umurnya 2 tahun dan 3 bulan maka sudah jelas pengeluaran itu berkisar pampers, susu, perlengkapan anak, belanja keperluan dapur, dan keperluan pribadi. Kalo saya langsung patokin berapa yang harus dikeluarkan untuk perbulannya untuk dana ini. Ini penting karena dana ini yang termasuk besar. Untuk keperluan dapur biasanya saya belanja seminggu sekali seperti susu segar,  yogurt, sayur, lauk, bumbu dapur, dan roti. Jadi begitu dapat pemasukan dari suami saya langsung belanja untuk keperluan bulanan ini.

2. Dana Darurat

Dana darurat ini penting banget dibuat bagi yang masih single maupun yang sudah berkeluarga. Tujuan dari dana darurat ini adalah untuk hal hal diluar dugaan seperti sakit, perbaikan rumah, ataupun putus kerja dan menganggur. Kalo tips dari saya itu buat tabungan sendiri dan nggak pake atm. Karena godaan kalo ada ATM di dompet itu bawaannya mau ambil aja. Tetapkan langsung perbulan berapa anggarannya dan langsung masukin ke tabungan Dana Darurat. 

3. Investasi

Secara saya emak emak untuk investasi saya lebih memilih emas. Dikarenakan harganya bisa melambung tinggi dan bisa disimpan sampe kapanpun dan tetap punya nilai jual. Nah untuk mendapatkan jumlah emas yang saya mau bisa lewat cicilan emas. Saya ikut di Mandiri Syariah Cicil emas dengan auto debet ke rekening saya langsung tiap bulannya. Karena kalo nggak gitu dan nunggu ditabung dulu uangnya baru dibelik emas nggak cocok sama sayanya. Karena uangnya pasti kepake nanti untuk hal lain.

4. Dana Pendidikan

Liat postingan beberapa influencer dan mom blogger tentang dana pendidikan ini bikin saya jiper. Nyatanya memang kenaikan uang masuk sekolah itu tiap tahunnya berkisar 10-15%. Apalagi saya punya cita cita memasukkan anak saya ke sekolah yang bagus baik dari segi mutu maupun aksesnya. Biarpun anak pertama saya bakal masuk sekolah nanti umur 4 tahun, tapi memang harus di prepare dari sekarang biar kedepannya enak dan gak pusing mikirin biayanya. Sebenarnya saya juga telat untuk menabung ini, tapi nggak ada salahnya dimulai dari sekarang karena waktunya bentar lagi. Dana pendidikan ini juga saya pisahkan ke tabungan tanpa ATM dan sisihkan langsung begitu dapat jatah dari suami. 

5. Zakat

Untuk bagian ini saya biasanya langsung transfer ke badan amal zakat yang udah nge link ke mobile banking. Dananya pun bergantung kemampuan keluarga saya ya. Kalo kalian bisa memilih metode yang pas buat kalian.

6. Dana Hura Hura

Karena saya dan suami adalah suka makan dan kepengen banget liburan minimal 2 kali setahun maka ini wajib ada di daftar post financial kami. Jumlahnya juga ditentukan setelah kewajiban keuangan sudah dipenuhi. Ini merupakan post yang bisa sesuka hati diisi atau dalam kasus saya begitu semua post terisi maka sisanya baru dimasukkan kedalam dana hura hura ini. Less guilty.

Nah sekian rincian Finansial Planning dari saya. Ini pengalaman pribadi loh ya. Bisa diamalkan untuk kalian jika memang cocok dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing masing ya. 


Minggu, 21 Januari 2018

Amelie Shoes : Bisnis dan Harapan

Ngomongin Amelie adalah hal yang paling berat sama saya. Karena bisnis ini lahir dan saya besarkan dengan hati. Saya jatuh cinta berkali kali dengan kelebihan dan kekurangannya. Bagaimana ia berkembang dari tahun ke tahun. Bagaimana ia lahir, merangkak, dan mulai berjalan tertatih tatih sampai sekarang. Usianya kini sudah 3 tahun. Ini adalah 'bayi' ketiga saya. Lagaknya serupa anak perempuan kecil nan cantik seperti namanya dan mulai tak malu malu menampakkan diri. Inilah bisnis saya. Yang saya besarkan sendiri dengan hati dan pikiran. 

Produk pertama dari Amelie Shoes   
 Amelie lahir di bulan April tepatnya tanggal 7 April 2015. Di 'kandungan' selama 2 bulanan. Mulai dari konsep, sistem promosi, jumlah barang, jenis bahan, dan pemilihan vendor. Semua digodok dalam perenungan saya selama berjam jam di coffee shop. Itu kenyataannya. Ini adalah project yang mengasikkan sekaligus menantang saya. Karena saya mudah bosan dan saya niat untuk belom mau lagi kerja kantoran dan fokus mengurus keluarga. Dengan berbekal notes dan laptop sayapun berkenalan dengan Amelie ini. Pemilihan namapun tak sembarangan. Saya mencari nama yang cocok dengan jiwanya nanti, yang mencerminkan kecantikannya pula. Terpilihlah Amelie yang dalam bahasa Prancis artinya BEKERJA.

model terbaru Amelie  

workshop Amelie di Bandung
Pemilihan logo Amelie pun dibuat oleh sepupu suami yang tidak diragukan lagi Talentanya. Ini hadiah besar buat kami setelah menikah. Ia yang jauh di Jerman sana, rela meluangkan waktu untuk membangun Amelie. Saya mengucapkan terima kasih banyak buat Kak rika. Semoga kita bisa ketemu lagi ya Kak.

Respon publik terhadap Amelie luar biasa. Alhamdulillah kita dikenal. Amelie menyediakan sepatu handmade wanita dengan harga yang tak menguras kantong. Amelie online shop yang mengudara melalui instagramAmelie Shoes . Kamu bisa liat katalog untuk produk yang ready saat ini. Amelie juga punya page di facebook dengan nama Amelie Shoes.


Momen akhir tahun 2017 kemaren adalah hal yang saya syukuri. Tepat tanggal 31 Desember 2017, Amelie Shoes diulas perjalannya di koran Medan Bisnis dengan full story dua halaman penuh. Bener bener bikin haru dan memupuk semangat baru untuk tahun 2018 ini. 

Saya berharap Amelie terus berkarya di tahun tahun gemilangnya. Tidak mentok disatu titik. Tidak harus berlari, tidak perlu pulak harus berdiam diri, tapi sesekali perlu berhenti untuk mengambil napas. Amelie ini dibangun dengan pondasi cinta, dengan bahan baku kerja keras dan tak pantang menyerah, berharap ia semakin memoles diri untuk dikenal publik. Tak perlu mewah tapi bersahaja dan bikin siapapun yang memakainya jatuh hati.




© Natrarahmani
Maira Gall