"Sebuah pengingat di kala saya lupa.
Sebuah pelajaran yang bisa saya ambil.
Bahwa untuk dapat berlari kencang, perlu mundur beberapa langkah.
Seperti busur panah. Menarik ke belakang untuk melesat jauh kedepan".
DUA HARI LALU, 22 MARET
Adalah dimana saya merasa teramat capek. Seluruh energi terkuras secara fisik dan mental.
Saya kelimpungan menghadapi dua anak yang jaraknya tidak terlampau jauh.
Yang sama sama demanding, sama sama belajar emosi, sama sama menuntut bahwa Ibu hanya punya mereka.
Saya yang saat itu banyak 'project' baik buat Amelie yang sebentar lagi ada fashion show maupun ambisi saya sendiri. Terlalu banyak kerjaan yang harus diselesaikan padahal sudah di list ini itu.
Tapi saat itu, saya merasa sesak napas. Saya rindu kepada suami yang jauh disana sementara saya sedang mencoba menahan emosi.
Akhirnya semua tumpah. Saya menulis jurnal sembari menitikkan air mata dalam diam.
Saya terisak berkali kali.
Badan saya tidak punya tenaga lagi. Saya hanya diam sembari menatap dua anak yang sedang main air.
Sebuah titik dimana saya merasa mental breakdown. Saya tumpahkan semua di jurnal dan curhat ke pak suami.
Seperti biasa, pak suami selalu mendengarkan segala keluh kesah saya.
Saya bertanya ke dia sambil menangis "Apa ibu ada salah? Ibu takut ada yang miss sama Ibu makanya anak anak demanding begini. Ibu capek sebadan badan "
Jawaban pak suami "Ibu nggak salah.Anak anak nggak salah. Ini memang masa mereka belajar. Mereka hanya rindu Ibunya. Rindu ibu yang nggak selalu mikirin kerjaan.Nanti ayah pulang, ibu istirahat ya.Biar ayah yang jagain anak anak"
Perkataan itu menohok saya dalam.
Saat malam sehabis menidurkan anak, saya berpikir dalam gelap.
Saya butuh rehat sejenak.
BELAJAR REHAT SEJENAK
Suami pernah ngomong waktu saya sudah mulai terlalu sering menulis, "Apa yang mau dikejar? Atur waktumu. Sisipkan waktu untuk istirahat. Dulu sebelum kegiatan blog ini, bebi terbiasa tidur cepat. Kenapa nggak dilakuin lagi. Sesekali"
Sempat waktu suami ngomong gini, hati membantah. Tapi ternyata aku tipikal yang harus 'kena batu' nya dulu baru paham. Ternyata semua sesak napas dan kelelahan ini, karena aku tidak memberikan diri aku rehat sejenak dalam waktu lama. Sekedar menatap pepohonan atau bercengkrama dengan anak tanpa harus berpikir ini itu di kepala. Just take it slow. Inhale exhale.
Kemarin siang, berbekal ijin suami dengan impulsif nya saya keluar mengajak anak saya yang paling kecil. Sebelumnya saya meminta iin juga ke Aidan. Pergi ke toko buku dan melihat lihat deretan buku. Mata saya happy dan memboyong satu buku yang sudah lamasaya incar. Saya sempatkan minum kopi dan bermain sama anak saya sembari melihat sekeliling selama satu jam. Bahwa ternyata saya rindu seperti ini. Keluar dari 'rutinitas' yang seakan tak ada habisnya. Mengendurkan sedikit kelelahan saya dan pulang karena rindu sama Aidan yang saya titip ke mertua.
Saya mengukuhkan janji untuk lebih perlahan dimulai saat suami pulang nanti. Untuk quality time.Untuk tidak sering memegang gadget, being present. Belajar tidak semua harus dilakukan dalam satu waktu. Tidak ada yang salah jika libur sejenak. Untuk kembali mengenal dirimu. Untuk lebih bonding dengan anak dan suamimu. Untuk memahami bahwa hidup harus dinikmati.
SEBUAH SURAT CINTA BUAT PARA IBU
Setiap ibu, siapapun itu baik ibu rumah tangga maupun ibu pekerja butuh waktu istirahat.
Sekedar bernapas perlahan tanpa buru buru mengerjakan tugas.
Sekedar meregangkan kaki tanpa takut di judge ibu yang pemalas.
Sekedar memandang ke luar untuk tahu bahwa hidup patut disyukuri apa adanya.
Pandangi anakmu, bahwa terkadang dia butuh Ibunya dibalik peran superhero yang kau sandang.
Bu, sudah terlalu sering kamu berjuang. Tenangkan hati.
Kamu gak harus selalu terlihat kuat.
Semua gak harus terjadi sesuai rencana. Yang kamu takutkan belum tentu terjadi
Rehat sejenak, lepaskan bebanmu.
Bu,tumpahkan semua. Tumpahkan segala gundahmu.
Dengan isak tangis. Kamu perlu itu.
Bahwa sesekali menangis adalah manusiawi .Kamu bukan robot.
Tidak perlu takut mengeluh saat kamu capek. Kamu perlu itu. Perlu didengarkan.
Anakmu butuh ibu yang bahagia. Butuh ibu yang bermain bersama mereka. Kamu dan mereka butuh tertawa bersama.
Kesampingkan sebentar segala macam ambisi mu.
Bonding sebentar bersama keluarga.
Kamu tidak akan ketinggalan apa apa.
Jangan takut tidak akan melesat berlari jika ketinggalan beberapa langkah.
Yakinlah , setelah semua itu kamu akan mendapat energi dan perspektif baru.
Bahwa hidup terkadang harus dilalui perlahan, dibalik hingar bingar mimpi untuk dikejar.
Kamu tidak sendiri Bu.
Istirahatlah sejenak.
Kamu butuh itu.
Tidak apa, besok kita coba lagi mengejar mimpi.