Senin, 05 Agustus 2013

Rumah


Saya sudah dirumah. Datang kemari dalam keadaan kurus, kecapean, dan kurang gizi. Tujuan saya mulia, saya ingin perbaiki gizi dirumah sekaligus melepas kangen.Beberapa hari disini, sudah banyak kejutan yang saya dapatkan. Saya makan banyak dan tinggal minta tanpa memikirkan uang (ya saya anak kostan). Saya yang ngenet dan bangun siang, yang biasanya kalo saya di Bandung cuma saat saya libur saja. Dan obrolan obrolan kecil yang mengikuti saya di rumah Bahkan perhatian kecil pun bikin hati saya 'basah'. Ya saya se-sensitif itu. Tapi bukankah itu yang dikangenin dirumah, bukan?

Sebagai anak sulung di 4 saudara dan selalu pulang setaun sekali, adalah satu anugrah bisa berkumpul dan bertkar cerita. Karena saya yang terbiasa sendiri di perantauan, berada di lingkungan yang seharusnya saya berada adalah suatu mkjizat. Makan enak, tidur nyenyak, dan akses internet yang cepat.

Tapi malam ini saya ada satu kejadian. Saya tidak puasa selama disini karena sedang kedatangan 'tamu bulanan'. Saat mau berbuka, semua berkumpul di meja makan termasuk saya. Tapi saya melihat semua punya makanan kesukaannya masing masing kecuali saya.Saya diam dan saya langsung pergi. Saya langsung sakit hati dan mengurng diri di kamar. Apa yang salah? tidak ada sebenarnya, hanya saya yang terlalu melebihkan suasana. Karena saat itu, hanya saya yang tidak punya makanan favorit di meja makan karena orang tua saya tidak tau apa yang saya suka saat ini. Saya marah dan saya menangis. Sangat kekanak kanakan untuk umur 22 tahun seperti saya ini.

Kemudian saya bercerita kepada pacar saya dan coba tebak. Dia yang jauh disana menasehati saya panjang lebar untuk bisa mengendalikan emosi saya. Biarpun saya udah dirumah. Semua anggota keluarga saya sudah menyruh saya makan dan ketika saya melihat meja makan, mereka ternyata sudah menyisihkan ayam bakar untuk saya. Bahkan papa saya tidak mau makan, kalo saya tidak makan.Saya tersenym diam diam, saya bersyukur saya masih punya keluarga lengkap, saya malu akan diri saya yang bersikap kekanak kanakan tadi. Akhirnya karena nasihat pacar saya, saya lepaskan gengsi saya, turun ke meja makan ditemani ayah saya, dan  saya makan dalam senyum.
Saya merasa dirumah.. :')

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© Natrarahmani
Maira Gall