Setiap suami cuti selalu menyempatkan untuk datangin tempat yang udah masuk list. Mumpung ada ayahnya kan lebih enak jalan sambil ngajakin anak anak, karena ada yang siap siaga mengejar. :D. Tanggal 27 Juni kemaren kami mengunjung Museum Rahmat Gallery yang terletak di Jl.S Parman No.309, Kota Medan. Museum Rahmat gallery ini kepemilikannya sama dengan Taman Hewan Siantar. Dua bulan lalu kami udah kesana, kali ini kami mengunjungi museumnya. Gak afdol orang medan sendiri tapi belom pernah main kesini, padahal sering kali lewat tapi baru kali ini kesampaian.
Saat itu pukul dua siang dan tidak begitu padat pengunjung. Cuaca terik tapi tak memudarkan semangat Aidan, padahal baru nyampe pintu masuk doank udah kesenangan. Gimana nanti kalo masuk. Karena hari itu hari terakhir ayah cuti, sebelum nanti jarang keluar lagi kalo ayahnya kerja. Jadi dinikmati banget samakami berempat.
Museum Rahmat atau dikenal juga Rahmat International Wildlife Museum&Gallery ini jam bukanya dari 09.00 - 17.00 WIB. Museum Rahmat Gallery ini dimiliki oleh seorang pengusaha dan pemburu professional yang bernama H. Rahmat Shah. Beliau adalah ayah dari aktris cantik kenamaan yaitu Raline Shah. Tak hanya itu beliau juga pemilik dari Taman Hewan Siantar yang sudah saya jelaskan di awal.
Letak museum ini didalam gedung 3 lantai. Kalo dari luar kayak nggak yakin itu museum karena ya macam gedung biasa hanya ada hiasan badak besar beserta penanda nama. Harga tiket Masuk Rahmat International Wildlife Museum&Gallery ini terbagi menjadi beberapa golongan. Untuk Dewasa harga tiketnya Rp 50.000, Anak usia 3-12 tahun Rp 40.000, pelajar minimal 25 orang Rp 25.000/0rang. Lebih murah memang kalo pake rombongan makanya museum ini rame didatangi kelompok sekolah sampe kadang macet disekitaran jalan S.Parman karena bus bus pariwisata. Jadi minimal 25 orang bisa dapat free pass untuk 1 orang guru. Lumayan kan. Nah khusus untuk Turis biaya masuknya Rp 150.000/orang.
Kita dikasih gelang untuk bisa masuk ke dalamnya. Saat menginjakkan kaki kedalam museum mata disuguhkan dengan hewan hewan besar yang ditempatkan artistik sesuai dengan klasifikasinya. Di lantai pertama juga udah liat berbagai macam gajah, burung, beruang, buaya, jenis harimau, dan rusa. Suhu ruangan didalam museum ini sejuk, karena selain untuk membuat pengunjung nyaman juga ditujukan pemeliharaan dari koleksi satwa nya juga.
Agak kasian sebenarnya liat hewan hewan nya tapi memang ada tujuannya sih dibuat kayak gini. Selain menampilkan koleksi berbagai satwa liar, museum ini juga tersedia hall, perpustakaan, toko suvenir, dan hunter's cafe yang juga menyediakan audio visual tentang konservasi. Terdapat juga berbagai koleksi pribadi barang dari tokoh kenamaan dan memorabilia , serta dipajang memenuhi ruangan dekat toko suvenir dan di hall (aula). Niat banget ya koleksi kayak gini. Dan emang banyak.
Penataan tiap koleksi satwa liar dispesifikasikan sesuai dengan jenisnya. Dengan pencahayaan dan ornamen yang mengikuti tiruan habitat aslinya menjadi daya pikat di museum ini. Disetiap klasifikasi terdapat informasi hewan apa saja dan berasal dari mana. Biarpun harus saya akui untuk koleksi sebanyak ini, lahannya terbatas dan kesannya sempit. Tapi untunglah biarpun saat itu lumayan rame, tpi gak kegerahan sama sekali karena ada pendingin ruangan. Ada juga night safari di lantai dasar. Tapi saya nggak masuk karena ya itu bawa bayi takut dianya kejer karena suara suara. Kalo Aidan jangan ditanya udah lari lari dan excited nanya ini itu, padahal emak bapaknya juga pengen tuh berlama lama di satu tempat. Biar nambah gitu ilmunya. Tapi yang ada belom sempat baca sampe habis, udah harus pindah ketempat lain. Yaaa namanya juga ini liburan dia ya kan, yang penting anak hepi.
Lantai dua selain koleksi hewan lainnya juga terdapat ruangan khusus yang menyimpan kerangka hewan purba dan berbagai jenis kupu kupu yang ditempatkan dalam frame. Cantik. Selain itu terdapat koleksi serangga yang sumpah aku skip karena saking jijik dan takut. hahaha. Di lantai dua ini terdapat toko suvenir dimana kalo mau masuk harus melepaskan sandal atau sepatu. Lantainya dari kayu dan tempatnya bersih. Di museum ini tersedia kamar mandi yang space nya cukup luas dan diutamakan bersih. Selain itu juga terdapat musola. Perpindahan dari satu lantai ke lantai lainnya itu lewat tangga ya. Lumayan ngos ngosan juga sambil gendong bayi. :D
BACA JUGA : WISATA TAMAN HEWAN PEMATANG SIANTAR
Museum ini menyimpan koleksi mengagumkan dari seluruh penjuru dunia. Dan dinobatkan menjadi museum satwa liar pertama di Asia Tenggara nih. Koleksi didalamnya lebih dari 2000 satwa yang diawetkan dan diburu di seluruh dunia. Ini merupakan koleksi pribadi dari H.Rahmat Shah. Eitttss katanya perburuan hewan ini nggak sembarangan loh alias bukan perburuan liar. Tapi merupakan perburuan resmi yang bertujuan untuk untuk menjegah satwa liar dari kepunahan. Standar berburu ini dikenal dengan nama conversation by utilization.Jadi mencegah pertumbuhan satwa liar di habitat asli mereka sendiri dan menjaga kelestariannya.. Museum ini telah menerima penghargaan baik nasional maupun Internasional.
Kalo mau foto foto disini diperbolehkan kok, asal tidak menggunakan blitz kamera ya. Karena disini merupakan hewan yang diawetkan, blitz kamera dapat membuat rontok bulu hewan tersebut katanya. Sudah ada larangan yang ditempelkan di berbagai spot mengenai hal ini. Jadi sama sama menjaga kelestarian museum ini ya baik pengelola mupun pengunjung.
Tak terasa sudah sejam lebih kami berkeliling menjelajah museum Rahmat gallery ini, sudah kadung gempor juga pegangin anak. Biarpun Aidan belom begitu puas tapi harus pulang karena mau packing barang suami yang besoknya udah terbang lagi buat kerja. Till next review ya.
RAHMAT INTERNATIONAL WILDLIFE MUSEUM & GALLERY
Jl. S. Parman no.309, Kota Medan
Jam buka : 09.00 - 17.00 WIB
Tiket Masuk : Dewasa Rp 50.000, Anak 3-12 tahun Rp 40.000, Pelajar min 25 orang Rp 25.000