Sabtu, 28 September 2013

Braga Festival 2013 Bandung



                                                     (Foto di pintu masuk )
Braga Festival Hadir lagi. Kali ini kita bakal melihat seperti apa sih Braga Festival tahun ini? Saya pergi hari Sabtu nya. Event ini diadakan dari tanggal 27-29 September 2013. Bagi kamu yang belum tau weekend ini mau kemana, silahkan datang ke BraFest 2013 ini.

Seperti biasa, event ini tersedia 3 panggung musik yang dapat kamu nikmati. Bagian depan, tengah, dan belakang. Setiap panggung menampilkan musik yang berbeda beda. Ada asli nyunda, ada pop/rock, dan terakhir metal.

Di sepanjang jalan ini, tersedia stand makanan dan minuman yang dapat kamu nikmati. Jajanannya pun beragam mulai dari makanan berat sampai cuma cemal cemil. Harganya pun beragam dan dijamin kamu bakal puas dengan kuliner event ini.
(pintu masuk utama BraFest)


(Pohon Impian warga bandung warna warni. Beragam sekali harapannya)

                                                  (Instalasi Patung Harry Roesli)
Pintu Masuk utama sudah banyak pendatang yang memadati arena ini. Dari awl masuk kita bisa melihat beragam macam instalasi mulai dari Pohon Harapan, Patung Harry Roesli, dan Botol air Bandung. Bukan hanya itu, braga festival juga menampilkan pantonim dan akting.



Di sepanjang jalan dapat kita lihat beberapa pelukis dengan ahli menampilkan karyanya dan beraneka ragam aliran lukis yang bisa kita lihat. Mata kalian akan dimanjakan dengan goresan seniman berbakat ini.

Tapi Jujur Braga Festival ini agak mengecewakan. Instalasi seninya dan lukisannya tidak semegah tahun lalu dimana memang sangat seni dan budaya sunda yang diusung. Berbagai macam PKL yang tumpah ruah memadati Event ini yang tidak ditertibkan. Bisa dikatakan PKL ini mengambil tempat para pendatang dan tidak bebas berlalu lalang. Sangat minim tong sampah yang membuat sampah makanan berserakan di mana mana. Bisa dikatakan kerumunan Braga Festival ini tidak teratur dan carut marut. Bahkan ketika pelukis lagi in action, banyak orang lalu lalang bahkan melangkahi hasil lukisannya. Sangat tidak menghargai. Tapi keseluruhan bisa dinikmati untuk weekend ini.

Mudah mudahn tahun depan, Braga Festival lebih baik lagi!

Rabu, 18 September 2013

Cool People, Cool Stuff : Ayang Cempaka


Ditangan Cewek Asal Indonesia ini kita bisa melihat ilustrasi lucu yang manis dan tertuang dalam produk produk yang oke punya. Her drawing is always sweet, soft and flower flower flower. Ayang Cempaka emang udah jatuh cinta dengan pattern bunga sejak umur 13 tahun. Woooowww.


 Cewek kelahiran 12 Februar 1984 sukses melahirkan gaya ilustrasi khasnya yang mau tak mau membuat kita tersenyum. Ilustrasinya dituangkan melalui lukisan hasil dari tangan sang desainer sendiri. Ayang mempunyai line produk sendiri yang diberi nama Ayang Cempaka Design and paper goods.

Ilustrasi dan hasil karyanya bisa kita lihat di Pinterest Ayang Cempaka sendiri : Cocomomo dan di websitenya Ayang Cempaka . Kamu akan jatuh hati dengan pattern yang lembut dan lucu lucu ini. Ini ada beberapa contoh ilustrasi dan product nya :



Jumat, 13 September 2013

Malaikat pelindung itu bernama orang tua


Keluarga merupakan barang berharga. Siapapun pasti setuju dengan yang satu ini. Rumah adalah tempat kau berpulang, melupakan sejenak masalah dan merasa disayang. Keluarga adalah orang yang selalu menerimamu dengan tangan terbuka dan kau bisa berbagi seberat apapun yang kau hadapi diluar sana. Mereka mengerti.

Terlebih orang tuaku.Mereka bukan orang tua yang sempurna. Mereka tidak dari keluarga bangsawan, bukan yang termasuk orang kaya, bukan juga orang yang terkenal. Ibuku adalah seorang ibu rumah tangga yang baik. Dan ayahku bekerja membanting tulang untuk menghidupi keempat anaknya. Tapi dimataku mereka sempurna. Bagi aku yang dari kecil jauh dari orang tua, berkumpul bersama mereka adalah suatu anugrah. Melihat senyuman bahkan mendengar cerita mereka saja merupakan barang mewah.

Orang tuaku bukanlah orang tua yang sempurna. Mereka pernah berbuat salah. Tapi bukan karena itu mereka berhenti menjadi orang tua. Sebisa mungkin mereka memenuhi apapun yang menjadi kebutuhanku.  Dan mengajariku banyak hal. Sebisa mungkin mereka menghabiskan waktu bersama anak anaknya ketika semua berkumpul. Tidak dengan hal yang mewah, cukup dengan makan malam dirumah dan bercengkarama menceritakan hidup masing masing. Ya kami semua terpisah. Maka dari itu pulang adalah suatu hal yang kunantikan.

Orang tuaku tidaklah sempurna. Tapi mereka semakin menua. Dengan keriput keriput kecil disekitar muka dan rambut yang sudah beruban. Mereka sudah mulai sakit sakitan. Aku menahan tangis melihat mereka semakin renta. Sebisa mungkin menyempatkan waktu menanyakan kabar mereka. Sebisa mungkin selalu memberikan kejutan di hari spesial mereka. Mereka tetaplah malaikat pelindungku. kadang Kita lupa bahwa kita sebagai anak tumbuh dewasa tapi orang tua kita yang makin menua.

Selagi orang tuamu masih lengkap, sayangi mereka dan dekat dengan mereka. Karena kau tidak akan tau seberapa sedikit waktu yang kau punya dengan mereka.

Selasa, 03 September 2013

Work hard, Play Harder


Another part of my life : Work hard to pay my life.
8 Jam dikantor itu Otomatis menguras waktu. Bersyukur kantor saya yang termasuk kerja Monday to Friday. Sabtu - minggu saya gunakan untuk istirahat, mengerjakan hobi, dan menghabiskan waktu dengan orang terdekat.

Selama 3 tahun saya bekerja, pelajaran yang saya dapat begitu banyak. Di dunia kerja, saya tidak bisa seenaknya. Saya harus mengeluarkan sisi baik saya dan membungkam sisi buruk saya. Karena saya menemukan berbagai type orang di perusahaan saya, saya belajar mengendalikan emosi dan lebih sabar. Alhamdulillah teman saya termasuk team yang support satu sama lain.
Ternyata mencari uang itu susah. Kadang kita dimarahi, membuat kesalahan, deadline menumpuk. Hal itu kadang nggak sebanding dengan apa yang saya dapatkan. Jawabannya ternyata cuma satu : Lebih bersyukur. Karena diluar sana banyak yang masih susah mencari pekerjaan. Saya tidak mau menjadi orang yang terus terusan mengeluh. Untuk apa? dengan mengeluh tidak membuat saya sukses. Saya memutuskan belajar.  

 Saat bekerja,saya lebih menghargai uang yang saya dapatkan dari hasil kerja saya. Tidak mudah. Saya bersyukur dengan apa yang saya punya sekarang. Pertama kali bekerja tentu kita ingin merasakan uang sendiri dengan berfoya foya. Itu wajar, tapi kedepannya juga banyak yang dipikirin bukan? Apalagi sekarang semuanya serba naik. Bensin, makanan, lifestyle. Nah yang paling terakhir itu yang susah dibungkan untuk saya. Saya pecinta film, pecinta kopi, pecinta buku, travelling, bahkan shopping. Saya pengen menonton film di bioskop, miminal seminggu sekali (kalau memang filmnya bagus). Kalau sudah ke mall, otomatis ada acara nongkrongnya. Pasti gak bisa dihindari dari coffee shop atau semacamnya. Kadang nemuin baju atau sepatu lucu yang udah lama dipengenin dan sale pula. Buku juga termasuk kelemahan saya. Tiap main ke Gramedia, ada aja buku baru yang greget pengen saya beli. Ujung ujungnya uang lagi.

Cara saya mengakalinya adalah saya membuat tabungan sendiri yang saya beri nama "lifestyle". Tabungan ini saya isi setiap hari sesuka saya minimal saya sanggupnya berapa. Cara lainnya, saya melakukan penghematan dari senin - jumat dengan masak dan tidak jajan keluar. Nah uang hasil penghematan dan tabungan itulah yang saya gunakan untuk weekend tanpa mengganggu pengeluaran yang lain. Kadang tabungan lifestyle ini lumayan juga loh untuk beli tiket pesawat untuk liburan setaun sekali. Kalau tidak begitu, saya tidak bisa menyalurkan hobi saya dan uang bisa habis begitu saja.

Tapi nyatanya manusia itu nggak pernah puas. Pengen yang lebih tinggi.
Untuk saya, saya belum menemukan passion saya. Biarpun ada keinginan saya untuk bekerja sebagai desain interior (karena saya sangat suka decor rumah), tapi kendala saya hanya satu, saya tidak punya Ijazah untuk jurusan Desain Interior. Jadi keinginan saya cuma bisa dipendam dan saya salurkan untuk pribadi. Ada keinginan untuk membuat line fashion sendiri, tapi kendala modal yang belum mencukupi.
Sanpai sekarang saya masih belajar.

© Natrarahmani
Maira Gall