Kamis, 02 Oktober 2014

Belajar Mengatur Uang


Yang namanya duit adalah masalah sensitif. Saya bilang bener banget. Ada uang, bingung ngabisinnya kemana. Nggak uang, otak mumet dan nggak nafsu makan sama sekali. Saya salut dengan orang orang yang bisa manajemen uangnya. Di zaman yang serba mahal dan susah nyari uang ini, hal itu emang perlu. Saya termasuk bagian mana? Saya termasuk bagian orang yang sangat boros dan sangat susah mengatur keuangan.

Ini pengalaman pribadi. Saya bekerja sudah hampir 4 tahun. Mulai bekerja umur 20 tahun. Kenal kartu kredit dari 3 tahun yang lalu. Dari situ semuanya bencana bagi keuangan saya. Tinggal di Bandung merupakan keuntungan dan kerugian bagi saya. Untungnya, kota ini menawarkan segala bentuk macam entertainment mulai dari makanan, film, musik, wisata, shopping lengkap dengan cuaca yang enak untuk ditinggalin. Kerugiannya saya ingin nyoba semuanya.

Hampir setiap minggu saya keluar untuk bersenang senang menghilangkan stress. Sudah saya list kan mau nonton apa atau nyoba restoran/cafe yang mana. Pastinya nggak tiap saat ke atm dong untuk ambil duit. Karena si kartu kredit nan kece ini selalu nongkrong di dompet makanya sering digesek lah dengan senang hati. Minggu demi minggu perasaan senang, mau shopping di Zara atau stradivarius nggak masalah. Tiba tiba kepengen belanja online, kartu kredit menjadi barang wajib yang tidak terelakkan. pembayaran cepat.

Tiba tiba datang masa penagihan. Jreng jreng. ternyata tagihan over limit. 2 Kartu kredit saya sudah tidak bisa digunakan karena banyaknya yang digunakan. Diliat dari detail tagihan, semuanya tempat tempat makan dan tempat shopping yang kece itu. Gigit jari. Mana uang gaji pas pasan untuk hidup. Karena sok sokan pengen keliatan selalu gaul ya jadinya gini. Jalan satu satunya, saya bayar minimum payment nya. Awalnya lega karena gak ditagih debt collector. Tapi yang kemaren dibayar belum lunas dipake sama saya lagi unyk lifestyle yang sebenarnya saya nggak mampu tapi karena laper mata jadinya ngerasa itu wajib diikuti.

Utang kartu kreditnya nggak ketutup. Terus menerus saya bayar minimum payment. Dan terus menerus saya pake. Uang gaji saya pun menutupi tagihan kartu kredit saya dan saya nggak punya uang sama sekali apalagi untuk menanbung.

Turning point saya, ketika saya sadar sudah 4 tahun saya bekerja dan saya mau menikah tapi tidak punya pegangan apa apa. Saya nggak bisa tidur sementara banyak yang harus diurus untuk pernikahan tahun depan. jadi saya putuskan, saya tidak memakai kartu kredit sama sekali. Sudah berjalan 3 bulan biarpun saya membayar masih minimum paymentnya. Saya tidak bawa kartu kredit kemana mana karena saya itu itu bisa jadi racun. Kalo saya tertarik belanja online, saya memilih untuk transfer kalo ada uangnya. Kalo nggak ada ya saya gigit jari.

Berat? Jangan ditanya. saya yang terbiasa hidup 'enak' jadi harus melalui masa 'gelap'. Ya itu istilah untuk orang yang kayak saya ini. Tapi saya bersyukur saya pindah ke Medan, udah tinggal dirumah sendiri. Jadi ya harus belajar masak, dan menahan diri untuk nggak makan diluar, Gaji saya masih menutupi tagihan saya, tapi setidaknya saya bangga karena 3 bulan nggak pake kartu kredit sama sekali.

Bagi kamu yang diluar sana yang lagi berjuang mengatur keuangannya. Semoga sukses ya. Saya juga masih belajar sampe sekarang. :D

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© Natrarahmani
Maira Gall