Minggu, 16 September 2012
Five years Anniversary!
Sudah lima tahun ternyata aku dan kamu.
Masih ingatkah kamu sayang?
Saat kamu datang tergopoh gopoh menunggu jawaban dariku.
Kala itu di hari minggu dibawah pohon rindang kampus kita.
Kau yang tampak gugup dan aku tersenyum kecil memberimu jawaban.
Saat aku bilang "Aku nggak bisa...Nggak bisa kalo gak jadi pacarmu" Kau tersenyum dan manis sekali.
Kita berjabat tangan dan langsung dengerin mp3 masing masing.
Aneh? memang. Tapi aku tersenyum mengingatnya.
Masih ingatkah kau sayang?
Pertama kali kita berpengangan tangan di malam senin yang dingin sambil jalan di sepanjang gedung sate.
Aku deg degan, padahal cuaca lagi dingin.
Hatiku hangat. Cuma kau ternyata yang tahan mendengarku ngoceh berjam jam.
Tidak panaskah kupingmu sayang?
Atau kau tidak peduli lagi akan kupingmu yang mulai bosan?
Ahh.. kau selalu tau membuatku malu.
Bulan demi bulan kita lewati...
Marah, kecewa, tertawa, cerita, sayang, dan diam.
Sudah lima tahun sayang. Aku harap ada beberapa 5 tahun kedepan.
Kau dan aku.Seperti sekarang ini..
Sincerely, Without Wax
Your best(lover)friend
Mimpi dan Kenyataan
Saya lagi menjalani dua kata itu. Saya bermimpi dan menjalani kenyataan. Setiap orang begitu bukan?
Saya punya mimpi untuk bisa keliling dunia ketika saya masih muda untuk dapat berkeliling dengan semangat mudanya, punya tabungan yang banyak dan tidak meminta orang tua lagi, bekerja yang layak dan menyenangkan, dan beberapa tahun kemudian saya menikah.
Kenyataannya, saya belum sempat dan tidak punya uang berkeliling dunia, saya punya tabungan tapi cuma di celengan yang masih sedikit, kerjaan saya nyaman dan saya senang karena belajar, dan belum kepikiran untuk menikah.
Saya stres? Tidak juga. Saya putus asa? Tidak juga. Saya yakin saya bisa ke eropa untuk sekali seumur hidup. Saya tidak bisa menargetkan kapan. Kalaupun saya sudah tua kesana, saya sangat bersyukur. Setidaknya saya bisa menikmati impian saya.
Semua orang lagi mengejar impiannya. Ada yang emang bawaannya kaku dan fokus, ada yang bawaannya nyantai. Tergantung semua orang bukan?
Saya tetap punya mimpi. Tapi saya tidak mau dibutakan oleh mimpi saya yang malah ujung ujungnya saya melupakan hidup saya sendiri.
Hidup sudah indah seperti apa adanya. Dibalik rasa lelah atau putus asa, asa saja hal kecil yang bikin saya bersyukur saya masih bisa merasakannya.
Langganan:
Postingan (Atom)