Selasa, 14 Mei 2013

Memasak adalah Terapi!


Saya punya kebiasaan baru dan ternyata saya menikmati itu. Saya memasak.
Iya saya mencoba coba berbagai resep sederhana yang bisa saya lakukan dikostan saya.
Mulanya saya pindah kekostan baru yang ternyata punya akses kulkas dan dapur yang bisa digunakan( Thank God..) dan memang lagi program hemat dan sehat. Kenapa? Karena saya pikir makan diluar itu mahal.

Bahannya pun sederhana seprti telur, sayur, ikan, dan bumbu dapur yang saya beli di pasar yang agak jauh dari kostan. Tapi saya rela berjalan kaki seminggu sekali (karena saya libur setiap sabtu-Minggu) sambil cuci mata juga di Gasibu yang hari minggu selalu ada pasar kaget. Ternyata saya menikmati berbelanja seperti Ibu ibu rumah tangga rempong yang sudah gasrak gusruk di pasar. Harganya pun murah banget dbandingkan bahan di supermarket (yang menurut saya lebih beragam di pasar daripada di supermarket. Juga segar).

Sambil browsing sana sini untuk resep sederhana, saya mencoba satu dua masakan. Dan itu saya lakukan setiap minggu. Minimal seminggu sekali saya memasak untuk makan siang. Dan saya bisa katakan ini : Memasak adalah sebuah terapi. Dari semua hal di dunia ini yang tidak pasti, memasak adalah sesuatu yang pasti. Ketika kamu mencampur telor, mentega, dan susu cair maka jadilah scramble egg. Saya belajar keteraturan disana. Karena jika saya salah memasukkan bahan atau bumbu, maka saya yakin masakannya tidak enak. Terapi yang membuat saya melupakan masalah saya dan mencoba kreatif dengan masakan saya. Itu membuat saya nyaman.

Dan saya bangga dengan hasil masakan saya. Yang pada awalnya rasa nya terlalu asin atau terlalu matang. Yang selalu mencoba masakan saya yaitu pacar saya. Biarpun masakan saya gak enak atau kurang sesuatu (karena dia perfectionist) dia selalu memakan sampai habis. Saya menghargai apa yang saya buat. Karena saya pikir itu sebuah karya.

Jadi kamu kamu semua, yuukkk mencoba memasak. Mulai minggu ini saya sudah mencoba membuat sarapan sehat dan ternyata berhasil.. :D

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© Natrarahmani
Maira Gall