Jumat, 20 Desember 2013
Pindah
Jika umur kamu sudah 23 tahun, sudah bisa dikatakan mapan dalam hidup, sudah bisa membiayai diri sendiri, dan bekerja sudah cukup lama, sudah saatnya memikirkan untuk pindah. Pindah disini bukan hanya sekedar pindah kerja atau rumah. Tapi juga pindah selera hidup bahkan keinginan yang ingin dicapai. Soal hati. Karena pindah sangat rentan dengan perubahan. Untuk sebagian orang, berpindah adalah hal yang menakutkan. Keluar dari zona nyaman dan banyak ketakutan dan rententan pertanyaan apakah bisa bertahan dari yang sekarang.
Saya bekerja di penerbitan di Bandung. Setiap mau pergantian tahun pasti ada perubahan struktur. Saya dicalonkan untuk pindah cabang yang di Medan. Kenapa? Karena kota itu sudah menjadi kampung halaman saya selama ini. Tapi saya ragu, saya takut, dan saya minta diberi waktu berpikir. Apa yang saya takutkan? Saya sudah cukup lama merantau di Bandung, sudah hampir 7 tahun. Kota ini sudah menjadi rumah kedua saya. Yang membangun diri saya, menjadi tmpat untuk hidup dengan segala macam keruwetan dan kesederhaan yang disajikan kota ini. Saya sudah jatuh cinta dengan kota ini. Mulai dari jalannya, kulinernya, event eventnya, filmnya, tempat wisatanya, bahkan diri saya sendiri di kota ini.
Saya terbiasa melakukan apa apa sendiri. Saya terbiasa berada di kamar saya yang hening dengan segala tumpuk buku dan film saya. Saya terbiasa dengan jalur angkotnya dan saya bahkan hapal dengan resto yang enak atau tempat hangout yang oke disini. Saya juga punya langganan coffee shop di kota ini. Saya sudah nyaman.Bandung bukan cuma kota, bahkan ini masalah hati. Mungkin Tuhan tersenyum saat menciptakan Bandung.
Tapi saya pikir nyaman juga bisa menakutkan. Terlalu nyaman malah. Setelah saya konsultasi dengan orang terdekat saya dan solat istikarah. Akhirnya saya memutuskan untuk pindah. Pindah dari kota yang nyaman ke kampung halaman saya. Ketakutan saya terlalu besar tapi saya ingat kata Sudjewo Tedjo "kalo kita takut akan masa depan, maka kita meragukan Tuhan kita". Ada benarnya. Mungkin di kota Medan saya menemukan keruwetan lain, masalah lain, bahkan kesenangan lain. Saya dituntun untuk beradaptasi lagi dengan hal yang baru. Mungkin inilah poitifnya. Kadang manusia butuh pindah, agar tak berdiam diri saja. Dan lebih mengenal dirinya yang lain. :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar
Posting Komentar