Saat Aidan masih baru berusia satu bulan, sempat membuat puisi singkat yang ditulis di Twitter. Yang isinya harapan saya sebagai Ibu supaya Aidan menjadi anak bahagia. Karena dengan menjadi bahagia, semua yang baik baik insya allah mendekat. Di tahun pertama Aidan kami bersama sama merawat dan kebetulan ikut suami ke Palembang. Namun saat Aidan sudah berusia setahun lebih, harus menghadapi kenyataan dimana kami orang tua yang berpisah jarak karena ayah sudah memasuki masa masa sibuk. Kami berdua adalah pasangan Long Distance Marriage.
Tentulah menjadi tantangan sendiri menjadikan Aidan anak yang bahagia seperti yang saya citakan. Di tahun berikutnya, kami kedatangan rezeki yaitu adeknya Aidan. Saya menjadi single fighter setiap harinya saat berjauhan dengan
suami, kerasa banget muter otak supaya Aidan dan juga Nayla tetap aktif
dan bahagia. Di sisi lain, selalin menjadi ibu rumah tangga, saya punya kegiatan lain yaitu
mengurusi bisnis sepatu handmade dan sebagai blogger. Kegiatan yang saya geluti tentu menyita perhatian.
Capek sering melanda mengurus dua anak, merasa bersalah jikalau
mengenyampingkan mereka ketika ada kerjaan yang tidak bisa ditunda, dan sering terpikir apakah anak anak sudah
mendapat perhatian yang dibutuhkan.
Apakah kami mampu dengan waktu yang terbatas dan berjauhan seperti ini?
Bagaimana caranya supaya Aidan tetap tercukupi kebutuhannya baik perhatian maupun gizinya? Apakah cara kami sekarang adalah yang terbaik bagi anak anak?
Pertanyaan tersebut sering menghantui kami. Kehadiran seorang ayah tentu dibutuhkan apalagi bagi anak laki laki. Terkadang tidak bisa digantikan perannya oleh ibu. Ada hal-hal yang tentu ayahlah yang menjadi panutan terbaik. Karena Aidan sangat membutuhkan asupan kasih sayang baik secara lahir maupun batin, apalagi dengan kondisi ayah yang jauh dan susah sekali pulang kecuali dapat cuti. Tidak berhenti sampai disitu, kehadiran adik baru yaitu Nayla, membuat kami sebagai orang tua menjadi double challenge dan double teamwork untuk memberi perhatian secara adil bagi keduanya.
Apakah kami mampu dengan waktu yang terbatas dan berjauhan seperti ini?
Bagaimana caranya supaya Aidan tetap tercukupi kebutuhannya baik perhatian maupun gizinya? Apakah cara kami sekarang adalah yang terbaik bagi anak anak?
Pertanyaan tersebut sering menghantui kami. Kehadiran seorang ayah tentu dibutuhkan apalagi bagi anak laki laki. Terkadang tidak bisa digantikan perannya oleh ibu. Ada hal-hal yang tentu ayahlah yang menjadi panutan terbaik. Karena Aidan sangat membutuhkan asupan kasih sayang baik secara lahir maupun batin, apalagi dengan kondisi ayah yang jauh dan susah sekali pulang kecuali dapat cuti. Tidak berhenti sampai disitu, kehadiran adik baru yaitu Nayla, membuat kami sebagai orang tua menjadi double challenge dan double teamwork untuk memberi perhatian secara adil bagi keduanya.
Seperti menjawab kegundahan saya, pada tanggal 14 November 2018 saya mendapat undangan oleh Nestle Lactogrow dari Komunitas Emak Blogger Medan. Ini merupakan workshop yang diadakan di Bel Mondo Cafe, Jl. T.Daud no.9 Madras Hulu Medan. Acara dimulai tepat jam 10 pagi dengan rangkaian acara yang bertemakan "Grow Happy Parenting" yang berbagi tips pola asuh Grow happy kepada orang tua. Temanya sungguh menggelitik dan saya bersemangat untuk ikut sesi demi sesi yang dibawakan oleh narasumber ahli di bidangnya. Sebelum memasuki ruangan, para peserta diberikan selembar pertanyaan tentang suasana hati belakangan ini dengan berbagai macam emosi. Sempat termanggu dalam hati, apakah selembar pertanyaan ini penting?
APA ITU GROW HAPPY?
Sesi pertama dibawakan oleh Brand Executive Nestle Lactogow, Pramudia Sarastri yang membuka acara dengan memperkenalkan campaign Grow Happy yang merupakan tindak lanjut dari hasil pemaparan studi Child Happiness yang diumumkan Nestle Lactogrow pada Juli 2018 di Jakarta. Studi Child Happiness menemukan bahwa anak merasa bahagia saat bermain bersama orang tuanya, bahkan lebih bahagia dari ketika mereka bermain bersama adik atau kakaknya. Namun nyatanya ditemukan lebih dari 50% orang tua merasa belum cukup hadir dan terlibat dalam kegiatan bersama si kecil.
Studi yang dilakukan Nestle Lactogrow mengungkapkan bahwa saat menilai karasteristik kebahagiaan anak, kebanyakan orang tua hanya memperhatikan ciri ciri fisik. Misalnya saja saat anak menunjukkan ekspresi ceria dan aktif bergerak. Sedangkan menurut Myers & Diener (2018), kebahagiaan anak bukanlah kegembiraan sesaat saja, namun lebih kepada rasa nyaman, aman dan diterima baik di lingkungan sosialnya. Dari penelitian ini juga terdapat fakta menarik di mana persepsi orang tua tentang anak yang bahagia adalah saat si Kecil bermain bersama orang tua.
Di event ini,Nestle Lactogrow ingin mengajak orang tua untuk mendukung anak mereka merasa bahagia dalam setiap proses yang dijalani guna mendukung tumbung kembangnya yang optimal. Dita mengungkapkan agar si kecil tumbuh bahagia, dibutuhkan keselarasan antara stimulasi, nutrisi, dan keterlibatan orang tua dalam membangun dan memupuk kondisi grow happy. Dengan peran orang tua yang menantang saat ini, membuat Nestle Lactogrow berupaya membantu orang tua dengan menggelar workshop "Grow Happy Parenting" tetang kiat pola anak serta tips memberikan nutrisi yang seimbang dan lengkap untuk tumbuh bahagia, yang dapat diterapkan dengan mudah. Mbak Dita telah mengungkapkan secara garis besar mengenai keseluruhan workshop ini.
KIAT MENINGKATKAN KEBAHAGIAAN DARI SEGI PSIKOLOGI DAN POLA ASUH ANAK
Acara masuk lebih intense dibawakan oleh Psikolog Elizabeth Santosa, M.Psi, Psi, SFP, ACC. Bu Elizabeth mengajak kami para peserta untuk melihat hasil selebaran yang sudah kami isi di awal sebelum memasuki acara. Ternyata tujuannya adalah melihat bagaimana sih kita memandang diri kita sendiri. Apakah kita sudah cukup bahagia? Saya tertampar sekali dengan pertanyaan ini. Dan beliau juga bertanya secara mendalam kepada peserta berapa skala kebahagiaan kami dihitung dari 1-10. Secara reflek menjawab 7. Ternyata begitu banyak emosi yang saya kesampingkan dan tidak saya pedulikan, padahal itu krusial untuk menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif.
Psikolog Elizabeth mengungkapkan bahwa selama roadshow Grow Happy ini rata rata emosi yang ditingkat teratas adalah waspada, cemas, dan kesepian. Ternyata banyak para orang tua yang mengalaminya. Emosi negatif tersebut tidak boleh dipendam-pendam. Beliau juga menyiapkan rangkaian games untuk peserta lebih mengenal diri sendiri. Diantaranya adalah menuliskan kebahagiaan yang didapatkan dalam seminggu ini secara detail di secarik kertas. Ternyata sangat menyenangkan dan lega mengingat hal-hal apa saja yang membuat bahagia. Menulis juga salah satu terapi untuk mengeluarkan unek-unek.
Psikolog Elizabeth juga menjelaskan "Pada umumnya para orang tua sudah mengerti teori pentingnya mendukung anak tumbuh bahagia, seperti menghabiskan waktu yang berkualitas dengan anak. Namun yang menjadi tantangan adalah bagaimana mewujudkan kondisi tumbuh bahagia (Grow Happy). Banyak orang tua yang belum bisa memaksimalkan keterlibatan mereka bersama anak meskipun telah susah payah menyisihkan waktu. Tantangan hidup modern seperti tingkat stress yang lebih tinggi atau interaksi yang intense dengan handphone misalnya, membuat keterlibatan emosional menjadi tantangan baru bagi orang tua. Elizabeth juga memberikan tips agar lebih terlibat dalam kegiatan anak, yaitu :
- Bukan terfokus pada jenis aktivitas, namun waktu kebersamaan.
- Tidak ada distraksi pada saat melakukan aktifitas bersama anak.
- Melakukan eye-to-eye contact saat bersama anak
- Buatlah anak merasa dirinya paling penting
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Holder &Coleman (2007) menunjukkan bahwa kebahagiaan anak sebagian dipengaruhi oleh interaksi sosial positif yang melibatkan anggota keluarga. Karenanya, penting bagi orang tua untuk menghabiskan waktu bersama anak.
Pernyataan itu sukses bikin aku tersentak, bahwa KEHADIRAN TIDAK SAMA DENGAN KETERLIBATAN. Beliau juga memaparkan, bahwa anak akan mengingat memory kita bersamanya, bukan barang-barang yang diberikan kepada anak. Ternyata anak butuh keterlibatan kita di setiap harinya, bukan hanya sekedar 'hadir'. Pernyataan ini sukses membuat saya merenung cukup dalam. Seringnya saya hanya sekedar hadir, bahkan pernah tidak menghiraukan jika anak saya ngomong atau bertanya. Dengan dalih saya sibuk dengan hape yang memang semua kerjaan disana. Begitupun saat ayahnya pulang, saya merasa saya bisa berleha leha karena ada bantuan yang datang. Padahal, disaat ayahnya ada harusnya saya lebih terlibat aktif saat mereka bermain. Karena yang dibutuhkan Aidan dan nayla adalah keterlibatan kedua orang tuanya, bukan hanya salah satu saja. Elizabeth membuka mata saya tentang pentingnya pola asuh yang baik.
Bukan dari materi yang kita kasih, tapi dari moments yang kita lewatkan waktu bersamanya. Menurut Elizabeth anak-anak jika ditanya apa yang diingat dari hari ini, jawabannya bukan dari merek tertentu."Kalo anak udah tahu brand itu salah orang tua, bukan anaknya" begitu paparan Psikolog Elizabeth. . Yang mereka ingat adalah waktu waktu yang dihabiskan dengan orang tuanya. Saya 'ditegur' berkali kali dan bertekad mencoba mengubah cara yang lebih baik. Untuk quality time yang benar dibutuhkan oleh Aidan dan Nayla apalagi saat ayahnya sedang ada di rumah.
Elizabeth juga memberikan kiat yang dapat membantu orang tua untuk membesarkan anak agar tumbuh bahagia, diantaranya :
- Memberikan makanan tepat waktu dan bergizi
- Mendukung kompetensi anak.
- Cukup waktu tidur anak
- Memberikan cinta tanpa syarat kepada anak
- Menjadi orang tua yang bahagia sehingga bisa menularkan kebahagiannya kepada pasangan dan anak.
Ternyata pembahasan awal sesi mengenai kebahagiaan diri sendiri ada korelasinya dengan kebahagiaan anak. Jikalau orang tua happy, bisa menularkan kepada anak bahkan seentero rumah. Menjadi orang tua bahagia itu penting, agar kehidupan keluarga lebih kondusif. Elizabeth pun menyarankan agar kita terus mencari kebahagiaan kecil di setiap harinya dan perlu dipelihara. Dan setiap hari kita harus memproduksi hormon kebahagiaan yaitu Dopamine, Seratonin, Oxitocin, Endorfin.
Lebih lanjut Elizabeth menjelaskan bahwa tekanan hidup modern ini berdampak pada kebahagiaan orang tua itu sendiri "bagaimana bisa mendukung kebahagiaan anak, apabila orang tuanya sendiri tidak mengetahui bagaimana membahagikan diri sendiri? Panduan inilah yang dibutuhkan para orang tua agar bisa membangun rantai tumbuh bahagia dalam keluarga. Orang tua bahagia akan menghasilkan anak yang memiliki ketahanan terhadap stress dan tantangan hidup di masa depan. Anak-anak ini dihasilkan melalui pola asuh orang tua yang bahagia dan terlibat dengan aktifitas anak. Untuk mengenal dirinya sendiri, setiap individu khususnya orang tua perlu memahami apa saja sumber kebahagiaan dalam hidup seperti positif afektif ( tertawa, damai, pemenuhan diri), negatif afektif ( marah, sedih, curiga), dan tingkat kepuasaan hidup agar dapat mengajarkan anak bagaimana arti kebahagiaan sesungguhnya". Elizabeth mengakhiri.
Happy Parents = Resilient Children
Anak yang bahagia , resilientnya tinggi. Dalam artian, daya tahan terhadap stress untuk kehidupan mendatang. Juga termasuk bodi imun tinggi.
ASUPAN NUTRISI SEIMBANG JUGA FAKTOR PENTING ANAK BAHAGIA
Tapi apakah sampai disitu bisa mencapai tujuan untuk menjadikan anak bahagia? Ternyata asupan gizi juga merupakan faktor penting untuk mendukung anak tumbuh bahagia. Studi Child Happiness juga mengungkapkan bahwa anak Indonesia berpotensi kekurangan asupan nutrisi yang seimbang, yang dapat memengaruhi tumbuh kembang dan kebahagiaan mereka. Studi ini sealan dengan hasil penelitian lain yang menunjukkan bahwa masalah kekurangan gizi pada anak Indonesia masih tinggi.
Sesi selanjutnya dibawakan Dokter Spesialis Anak dr.Fatima Safira Alatas Ph.D, Sp.A(K). Beliau mengatakan "Sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui dan mengerti nutrisi seimbang termasuk susu dengan kandungan gizi untuk melengkapi asupa nutrisi bagi buah hati mereka. Anak yang mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang anak memiliki saluran pencernaan yang sehat dan dapat menyerap nutrisis dengan baik sehingga anak anak memiliki selera makan dan pola tidur yang baik yang dapat menunjangnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Untuk membentuk saluran cerna yang sehat, kita harus menjaga keseimbangan mikrobiota usus, yaitu diantaranya dengan :
- Konsumsi makanan bernutrisi lengkap dan bervariasi
- Konsumsi makanan yang mengandung probiotik yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan
- Menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dengan melakukan olahraga secara teratur.
TENTANG NESTLE LACTOGROW
Melalui kampanye Grow Happy, Nestle LACTOGROW ingin membantu orang tua untuk bisa menerapkan kemampuan untuk membangun kebahagiaan dirinya sendiri agar bisa membagikan kebahagiaannya pada anak dan keluarga serta menyediakan nutrisi yang optimal bagi anak anak untuk tumbuh bahagia.
Dita sebagai Brand Executive mengakhiri "Kami berupaya membantu para orang tua melalui upaya edukasi untuk menemukan bagaimana formulasi tumbuh bahagia melalui keselarasan nutrisi, stimulasi, dan keterlibatan orang tua yang sesuai dengan kondisi mereka masing masing. Oleh sebab itu, kunci tumbuh bahagia dimulai dari pilihan orang tua di mana pilihan orang tua akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak anak mereka di masa depan"
Nestle LACTOGROW merupakan susu pertumbuhan untuk usia anak 1 tahun ke atas yang mengandung Lactobacillus reuteri, Asam Linoleat (Omega 6), Asam Linolenat (Omega 3), minyak ikan, 12 vitamin dan 7 mineral yang terdiri dalam varian plain, vanilla dan madu. Diformulasikan secara khusus oleh para ahli di Nestle Research Centre, Switzerland, membantu tumbuh kembang si kecil yang bahagia. Grow Happy.
TENTANG NESTLE INDONESIA
Nestle Indonesia adalah anak perusahaan S.A produsen makanan dan minuman terbesar di dunia yang berkantor pusat di Vevey, Swiss. Sebagai perusahaan di bidang gizi, kesehatan dan keafiatan, Nestle telah beroperasi selama lebih dari 150 tahun dan hadir di 189 negara dengan lebih dari 2.000 merek yang seluruhnya memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan kualitas hidup dan berkontribusi untuk masa depan yang lebih sehat.
Nestle Indonesia didirikan pada tahun 1971, dan memperkerjakan sekitar 3.700 karyawan. Nestle Indonesia memiliki tiga pabrik Indonesia yang memproduksi susu, makanan dan minuman dengan merek merek terkenal seperti DANCOW, MILO, NESCAFE, LACTOGROW, CERELAC, KITKAT, BEARBRAND, dan lain lain.
Nestle merupakan perusahaan makanan dan minuman dengan pusat Penelitian dan Pengembangan (R&D) terbesar di dunia , yang terdiri dari 40 pusat teknologi produk dan Penelitian dan Pengembangan di seluru dunia. Di Asia, nestle memliki pusat Penelitian dan Pengembangan di beijing, Shanghai, Singapura dan Gurgaon.
NESTLE LACTOGROW HADIR DI MEDAN
MENERAPKAN POLA ASUH GROW HAPPY DALAM KELUARGA
Selesai media workshop dari Nestle Lactogrow, malamnya saya langsung menelpon suami yang saat itu memang sedang jauh di luar kota. Menceritakan materi yang disampaikan oleh para narasumber ahli. Kami diskusi dari hati ke hati, bahwa cara masih jauh dari yang terbaik dan banyak usaha yang perlu kami terapkan.
Bahwa kami hanya sekedar hadir, tidak terlibat langsung saat berdekatan dengan Aidan dan Nayla. Bahwa kami masih saja sering melihat handphone dengan alasan bekerja ataupun hanya untuk leha leha. Padahal ada anak yang sangat menuntut perhatian tidak hanya dari ibu atau ayah, tapi dari keduanya.
Ketika suami pulang cuti, kami mencoba menerapkan sedikit demi sedikit dari ilmu yang saya dapatkan di acara Gow Happy Parenting. Sedikit tapi sangat besar impact nya. Kami belom bisa secara menyeluruh, karena semua butuh progress yang nggak sekejap mata. Apa yang kami terapkan? Bertekad bahwa ketika jalan sama anak, meminimalkan penggunaan gadget sebisa mungkin biarpun urgent. Karena pekerjaan bisa menunggu, sementara anak tidak bisa.
Bagi suami hal itu mudah dilakukan, tapi bagi saya itu adalah tantangan terbesar dan berat. Awalnya saya uring uringan, karena ada hal yang mendesak harus dibalas. Tapi suami mengingatkan bahwa anak butuh perhatian, lama kelamaan saya mulai sedikit terbiasa tidak bergantung dengan handphone saat ajak anak jalan. Tapi belom berubah total, sesekali saya tetap melihat hape tapi tidak sesering sebelum mengikuti event ini.
Kami sebagai orang tua men-set waktu bebas pegang handphone saat anak anak tidur. Ketika anak bangun dan ada kerjaan mendesak, saya meminta waktu untuk fokus ke handphone mengurus kerjaan, sementara anak sama ayahnya.Waktunya pun dibatasi hanya setengah jam - satu jam. Setelah itu harus fokus lagi ke anak. Terdengar mudah? Tidak, sangat susah. Tapi saya harus bisa, karena waktu bersama anak tidak akan kembali lagi. Dan saya tidak mau menyesal di kemudian hari. Sudah sukseskah penerapannya? Sejauh ini saya masih belajar untuk fokus bersama anak tanpa memikirkan hal yang lain.
Grow Happy parenting membuka mata saya, bahwa kami lah sebagai orang tua yang harus banyak belajar dan menempa kesabaran. Bahwa menciptakan anak bahagia bisa diwujudkan, asal ada effort total dari kedua orang tuanya. Terima kasih Nestle.
Benar juga mom Natra, antara ibu dan ayah harus ada kekompakan dalam mengurus anak, membagi waktu untuk mendampingi aktivitas anak agar anak merasakan kasih sayang yang lengkap.
BalasHapusYup setuju banget. Anak bahagia ibu bahagia...mengasuh anak dan mendidiknya perlu kesabaran juga ya moms saat ini....sehat terus ya buat si dedek
BalasHapusInfonya lengkap banget. Cocok banget nih infonya para ibu-ibu muda. Aku setuju banget sama poin orangtua bahagia yang bisa menularkan kebahagiaan untuk anaknya.
BalasHapusAwww.. Peluk mom cantik yang hebat.
BalasHapusInsha Allah akan tiba waktunya bakalan berkumpul selalu dengan suami aamiin.
Keren ih mom Atha.
Sibuk beneerrr, saya aja cuman urus anak ama ngeblog, sungguh ngos2an.
Mengasuh anak emang butuh ilmu dan kesabaran luar biasa.
Terlebih jika anak sudah sekolah hiks.
Rasa2nya, sebutan wondermom itu benar adanya.
Semoga anak2 kita selalu tumbuh besar dengan penuh bahagia, aamiin :)
Bener banget... Yang jadi tantangan saat ini adalah bagaimana mewujudkan kondisi tumbuh bahagia (Grow Happy)bagi anak. Saya salah satu orang tua yang belum bisa memaksimalkan keterlibatan saya bersama anak meskipun telah susah payah menyisihkan waktu.
BalasHapusWah terima kasih mba. Tulisannya mengingatkan saya bahwa anak tidak hanya butuh orangtua yang hadir dalam hari-harinya tapi butuh terlibat juga bersama mereka. Iya bener terkadang karena pekerjaan tanp kita sadari kita jadi sering mengabaikan anak ya. Hiks
BalasHapusNoted nih mba menjadi orang tua yang bahagia. Saya kadang gak bisa,menutupi rasa marah saya didepan anak-anak dan itu membuat saya merasa bersalah.
BalasHapusBetul juga ya, kehadiran sangat berbeda dengan keterlibatan. Sekedar hadir siapapun bisa, tapi tak banyak yang bisa terlibat manja bahkan hingga memberikan kesan yang manis. :)
BalasHapusItulah kenapa saya selalu berprinsip, happy wife happy family. Saya harus senang dulu, supaya keluarga juga bahagia. Egois? Enggak, lah :D
BalasHapusKrn, happy child, happy mok daa begitupin sebaliknya ya mom. Thats why sy selalu berusaha membuat diri sy bahagia :)
BalasHapusSaya pernah merasakan LDM dan memang beraaat..belum tentu semua orang kuat.
BalasHapusTetap semangat ya Mom Natra, semoga Aidan dan Nayla tumbuh menjadi anak yang bahagia seperti yang diinginkan Ayah dan Bundanya . Aamiin
Setuju banget!! Aku penganut faham bikin berdua, ngurusnyapun berdua. Dengan begitu kita bisa jadi orang tua yang waras dan bahagia, karena beban dalam mengurus anak dibagirata.
BalasHapusIni benar banget mba bahwa Emosi negatif tidak boleh dipendam-pendam.Menulis memang salah satu terapi untuk mengeluarkan unek-unek. Mau bahagia lagi ya shopping ya mba ehehe
BalasHapusHiiks bener juga yaa, kita sering hadir tapi belum tentu terlibat. Kadang waktu main terdistract macem2 juga. Makasih ilmunya mba. Lengkap banget tulisannya :)
BalasHapusaku tim ga bisa LDM mba hehehe, jadi waktu awal nikah suami yang memutuskan resign
BalasHapusYang penting emang dalam pengasuhan keterlibatan ya mba :)
Kalau si ibu happy, ini juga bisa mempengaruhi tumbuh kembang si kecil juga. Selain itu juga harus memperhatikan asupannya, anak Lactagrow pasti Happy Grow ya.
BalasHapusSabar dan tetep tawakal mbak, insyaAllah dilancarkan dalam pola asuh kepada Aidan dan Nayla, always grow happy
BalasHapusSemangat terus mengasuh Nay dan Aidan ya kak, meski LDM :)
BalasHapusLengkap sekali, makasi sharingnya mba. Aku baca artikelmu sambil menilai diri sendiri, ternyata masih banyakk banget yg harus diperbaiki. Dan memang iya ya, happy mom happy kids itu benar adanya.
BalasHapusPR banget ya mbak semua ini. Soalnya meskipun main bareng, kadang yabg dipikiran adalah nanti masak apa sama deadline haha
BalasHapusBahagia masa kanak" itu sederhana ya buk. Cuma main bersama. Bye-bye itu perusahaan kapitalis yg bilang mau bahagiain anak harus belik ini mainan A. Sayang anak beliin barang B. Main kardus vitamin disusun tinggi aja anak uda happy. Asal.... Sama mak bapaknya. Haha
BalasHapusIbunya happy nay pasti happy juga kak.. Uuuhh.. Jadi kangeenn.. 😆
BalasHapusBaiklah Ibuk... Akan ku turuti semua yang ada di tulisan bermanfaat ini..
BalasHapusAnak yang berbahagia selalu jadi kebahagiaan ibunya juga ya kak. Pola asuh yang gak tepat terkadang membuat anak jadi melakukan hal yang di luar norma-norma juga kan.
BalasHapusEmaknya wajib happy dluan, orang tua juga harus terlibat, makasih kk tulisan berpengaruh buat calon emak, nay senyumnya jadi rinduuu
BalasHapus